rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Jumat, 17 Agustus 2012

#NegeriOrangPart14: Malam Terakhir dan Elegi Ramadhan

Mungkin sama seperti orang-orang lainnya, pada akhirnya kita merasai Ramadhan akan pergi. Sudah malam terakhir, dan besok sudah malam ied. Dan saya yakin-seperti yang lainnya-pasti kita memiliki perasaan sendiri-sendiri terkait malam terakhir ini.

Jika bertanya pada saya, tentu saja saya sedih. Ramadhan yang sepertinya baru kemarin pada akhirnya harus berlalu begitu saja. Sudah beberapa kali Ramadhan melewati saya begitu saja. Dan ini, Ramadhan yang pertama kali saya lalui di negeri orang, pada akhirnya pergi juga.

Saya memilih untuk berbuka di Masjid Itaewon di malam terakhir ini. Bukan apa-apa, sebagai muslim yang sudah bermukim selama hampir enam di Seoul, saya belum pernah sekalipun berkunjung ke.masjid Itaewon. Karena itu, meskipun berangkat sendiri-teman sedang ada urusan :(- saya pun memutuskan untuk harus pergi ke Itaewon.

Alasannya bukan hanya untuk merasakan atmosfer Ramadhan, karena saya sudah sering berbuka bersama teman-teman Indonesia sehingga tetap bisa merasakan atmosfer Ramadhan. Tapi entah kenapa, saya hanya merasa bersalah melewatkan Ramadhan tanpa sama sekali ke masjid terbesar di Seoul ini.

Masjid Itaewon, Seoul

Meskipun derajat keramahannya berbeda ketika saya berbuka puasa dengan teman-teman Indonesia-tentu saja lebih nyaman dengan orang Indonesia-tapi saya senang bisa bertatap muka dengan muslim dari berbagai negara. Terlebih lagi, saya senang bisa melihat muslim Korea disini. Sangat sulit bisa menemukan orang Korea beragama Islam. Di sini, rasanya membicarakan agama saja sudah sesuatu yang aneh. Jikalau saya boleh mengatakan, agama seakan ditinggalkan dan mereka memilih kehidupan dunia.

Suasana berbuka di Masjid Itaewon
Selepas berbuka dengan air putih dan kurma-jangan mengharapkan kolak di sini-saya pun bersiap-siap.untuk shalat maghrib. Saya kira akan ada shalat berjama'ah laki-laki dan perempuan, tapi ternyata tidak. Saya terkejut ketika tiba-tiba jama'ah laki-laki sudah melaksanakan shalat. Begitu juga dengan jama'ah perempuan, mereka shalat dengan inisiatif masing-masing.

Jikalau bertanya kenapa, mungkin karena khawatir 'gaya shalat'nya berbeda, maka mereka memilih untuk shalat sendiri-sendiri. Meskipun apapun alasannya, tentu saja saya lebih memilih shalat berjama'ah. Karena bingung juga, pada akhirnya saya shalat sendiri :-p. Sayang sekali.

Selepas shalat maghrib, dilanjutkan dengan makan malam. Saya tidak kebagian jatah ketika jatah makan malam dibagikan, dan saya terus menunggu. Tapi ternyata, saya harus mengambil sendiri ke antrian. Meskipun (kembali) bingung, saya pun mengantri. Alhamdulillah, mereka menghormati perempuan dengan mengambilkan jatah untuk perempuan terlebih dahulu.

Pada akhirnya saya bisa melihat, adanya semangat bagi orang muslim Korea untuk melaksanakan ifthar tersebut.

Ada yang tahu ini makanan apa? Kayaknya kari India sih :) 

Tadinya saya ingin sekalian shalat tarawih di sana, tapi entah kenapa pikiran saya berubah. Apalagi, melihat jama'ah wanita juga menghilang satu per satu. Tidak ada kesempatan lagi memang untuk tarawih di sana, tapi saya harap lain kali, ketika saya diizinkan untuk kembali ke sini.

Malam yang indah, yang saya harap terus saja untuk malam ini. Jangan berganti menjadi siang atau malam yang lain. Mengikat Ramadhan untuk terus di sini...

Tabik.
2012년08월17일
@8카페



0 komentar: