rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Kamis, 30 Agustus 2012

Empat Paperku Tercinta~~ #ThePowerofKepepet

Saya tidak tahu apakah saya bersyukur memiliki kemampuan ini atau haruskah saya instropeksi diri? Guru-guru saya sedari SD hingga SMA selalu berkata persiapan adalah penting. Belajar sistem SKS--Sistem Kebut Semalam--itu tidak baik. Mengerjakan tugas itu jangan ditunda-tunda, dsb. Tapi--dengan memohon maaf sebesar-besarnya kepada mereka--sampai saat ini saya tahu bahwa saya adalah orang suka menunda-nunda pekerjaan.


Source: http://www.alemany.org/ourpages/auto/2010/3/8/47908650/study.jpg
Contoh nyatanya terjadi beberapa hari lalu. Saya diwajibkan membuat lima paper bertemakan Kebudayaan Korea agar nilai saya di UGM bisa keluar. Well, memang dikumpul tepat pada waktunya. Tapi itu dengan kerja rodi mengerjakan empat paper dalam waktu sehari!

Oke, pertama saya akui saya salah membaca perintah. Saya memang melihat tulisan dan angka '5', tapi saya tak sadar bahwa itu artinya adalah saya disuruh untuk membuat lima paper, bukan sekedar satu paper dengan lima pilihan tema. Tapi itulah yang terjadi, sampai minggu ketiga agustus (paper dikumpul tanggal 29 Agustus) saya masih berpikir bahwa saya hanya harus membuat satu paper.

Karena itu, meskipun saya belum lagi selesai membuat satu paper saya itu, saya santai saja. Toh masih ada waktu--pikir saya. Sampai pada saat saya mengantar teman saya berjalan-jalan di Seoul, saya baru tahu bahwa saya disuruh membuat lima paper, bukan satu paper. Oh My God! Padahal paper yang satu itu belum lagi saya selesaikan!

Walhasil, karena saya sudah berencana ke Busan pada tanggal 23 Agustus (D-7) akhirnya saya tinggallah paper-paper saya yang belum jadi sama sekali itu. Saya pun sekedar menyimpan file paper yang sudah saya buat di handphone, lalu membawa buku referensi untuk paper saya.

But u know so well, don't u? Kalau Anda pergi dengan tujuan wisata, tentu saja Anda akan berwisata dan melupakan hal yang lain bukan? Saya pergi ke Busan dengan tujuan jalan-jalan, bukan mengerjakan paper. Ada sih niat mengerjakan sedikit-sedikit, tapi sama sekali tidak terwujud. Hidup saya di Busan disibukkan dengan pergi ke sana dan ke sini, dan saya hanya mengingat-ingat saja bahwa saya punya tanggungan lima paper, tapi tak coba saya kerjakan sama sekali.

Padahal, saya baru pulang dari Busan tanggal 27 Agustus! Dan tanggal 28 Agustus saya harus pindah asrama--dipindahkan tepatnya--jadi otomatis perhatian saya bukan untuk paper--maaf paper2ku. Oke, kalau tidak salah saya sudah menyelesaikan satu paper saya. Jadi, saya punya waktu satu hari untuk menyelesaikan empat sisanya.

Bahkan walaupun saya dikaruniai otak jenius saja rasanya tak mungkin mengerjakan empat paper dalam waktu sehari. Apalagi dengan kekurangan referensi buku--tentu saja saya tak sempat pergi ke perpustakaan--dan hanya dengan observasi saya.

Untungnya, paper tersebut memiliki poin penting, yaitu harus dikaitkan dengan pengalaman. Tancap, dab! Pada akhirnya saya hanya menuliskan pengalaman-pengalaman saya. Apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, dan apa yang saya rasakan. Kekurangan referensi saya poles dengan kata-kata manis saya. Dan saya tak peduli lagi dengan ketentuan maksimal 8 lembar. Tak ada waktu lagi mengurangi kata-kata berbunga saya itu.

Walhasil, saya pun--alhamdulillah--menyelesaikan sesuai dengan target saya. Pukul 12 siang WIB saya sudah mengirimkan email paper-paper saya tercinta kepada dosen saya. Perkara hasil, saya pasrah. 

Terkait hasil, entah kenapa tugas-tugas yang saya bikin dengan waktu mendadak--saya juga pernah menyelesaikan makalah 15 menit sebelum waktu dikumpul--mendapatkan nilai yang memuaskan. Tapi tugas yang saya buat dengan mengumpulkan data satu per satu malah mengecewakan.

Maka dari itu, saya bingung apakah harus menentukan style saya ini atau tidak. Jujur ternyata saya adalah orang yang sama saja mau diberi waktu lama ataupun sebentar. Toh saya akan menyelesaikan tepat pada maksimal waktu pengumpulan. Entah sejak kapan, saya berubah menjadi bukan orang rajin yang sudah menyelesaikan tugas jauh sebelum waktunya.

Saya tahu harus berubah. Bukan hal yang baik apabila melakukan persiapan mepet pada waktunya. Tapi jujur, saya menikmati saat-saat saya berjibaku dengan otak saya untuk menyelesaikan suatu tugas dalam waktu sempit. Rasanya menyenangkan. #Tepokjidatsendiri

Atau sebenarnya, kita telah melakukan persiapan tapi kita tidak sadar? Apa yang kita baca, kita lihat, kita dengar, itu terhimpun tanpa sadar di otak kita, dan baru keluar saat kita mau mengeluarkannya? Saya memang terbiasa lama membaca referensi tapi tidak langsung menuangkannya di atas keyboard. Baru pada waktu D-6jam otak saya baru bekerja.

Wallahu A'lam...

#ButuhPetuah -_-

2012년08월31일
Setelah hari tak terlupakan bersama empat paper saya tercinta >.<

1 komentar:

fitriana mengatakan...

sama asma,, xD
ketika otak dipaksa untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal disaat terdesak, hidup the power of Kefefet.. yay!!