rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Jumat, 04 Desember 2015

Teruntuk Kedua Lelakiku


Hai kedua lelakiku, Fathi dan Said.
Bagaimana kabar kalian?
Kalian dan kita terpisah jauh, namun hati kita merapat kan?

Jangan tanyakan kenapa aku menulis hal remeh temeh ini.
Hanya karena ingin, itu saja.
Kalian adalah kedua lelaki yang datang dalam hidupku, setelah lelaki pertama memelukku erat semenjak tangisan pertamaku

Kepada kedua lelakiku,
Aku ingin berbicara tentang sang lelaki pertama
Ia jelas kalian kenal dekat, semoga.

Entah sejak kapan aku terus merenung
"Bagaimana caranya dirimu bisa berubah dari seorang lelaki menjadi seorang Ayah?"
Ayahku, dan juga ayah kalian adalah seperti kalian
Seorang lelaki
Ia mendominasi dunia, ia adalah pribadi yang utuh yang mau-maunya saja direcoki perempuan
Ia yang biasanya makan sendiri mengurus urusan orang lain, harus mengurus urusan remeh temeh yaitu urusan kita, anak-anaknya
Ia harus belajar menggendong
Ia harus belajar memomong anak manakala ibunya sedang sibuk
Ia yang harus belajar mengantar anaknya sekolah setiap pagi
Ia yang harus belajar memikirkan masa depan anaknya
Ia yang harus belajar mengurusi urusan anaknya
Bukan urusannya
Padahal tugasnya hanya satu, menafkahi istri dan anak-anaknya
Wanna More.?

Selasa, 19 Agustus 2014

Anggota Dewan yang Kusebut Ayah


Selamat Pagi Pak Dewan.
Hari ini sudah tanggal sembilan belas agustus, tapi aku tidak ingin berbicara tentang hari ini.
Aku ingin kembali mengingat kemarin.
Ya, kemarin tanggal delapan belas agustus.
Tanggal di mana aku terus berpikir apa yang bisa kuberikan untukmu di tanggal itu.
Di tanggal tersebut katanya dirimu sudah dilantik sebagai anggota dewan perwakilan rakyat daerah kota metro.
Dan di tanggal tersebut pula usia pernikahan dirimu dan ibuku sudah memasuki usia dua puluh tiga tahun.

Selamat Pagi Pak Dewan.
Kemarin, di hari pelantikanmu itu, sepatu jenis apa yang kau pakai?
Apakah kau mengenakan sepatu baru yang kau beli khusus untuk hari pelantikan tersebut?
Atau hanya mengenakan sepatu hitam lama yang kau semir hingga terlihat baru?
Aku cenderung memilih yang kedua.
Dengar-dengar, semakin lancip sepatu hitam yang dipakai oleh seorang birokrat atau politisi, semakin licin pula mereka terhadap jeratan hukum.

Wanna More.?

Minggu, 20 Juli 2014

Tentang Matari...

Tak layak sebenarnya jika ingin disebut pengejar matari. Tapi, izinkanlah saya bercerita sedikit tentang matari yang terus menerus coba saya--dan beberapa teman--kejar.


Ini tentang matari yang ternyata tak perlu saya kejar. Ini tentang matari yang mendatangi saya setiap hari, kecuali jika cuaca mendung.

Matari terbit di belakang pondokan KKN-PPM UGM KTM-03, Samboja, Kalimantan Timur

Wanna More.?

Kamis, 03 Juli 2014

Rendang, Mastin, dan Kacamata Pragmatik

http://rendangdenlapeh.com/wp-content/uploads/2013/12/Jual-Rendang-Online-Dalam-Kemasan-Dengan-Harga-Murah-Rasa-Enak.jpg

Suatu hari, saat Ummi saya bertandang ke Jogja, ia bertutur secara perlokusi.

Ummi : Nduk, itu tolong makanan yang ada di kotak makan itu dibuang aja, udah ga enak soalnya.
*Ummi saya membawa makanan yang ditaruh di kotak makanan, dan sudah basi di tengah perjalanan
 
Saya: Iya Mi, nanti ya.

Sekilas itu percakapan biasa, percakapan antara seorang Ibu dengan anak, di mana sang Ibu menyuruh anaknya untuk melakukan sesuatu. Ibu mengatakan A--dengan fungsi direktif (suruhan) termasuk di dalamnya--, si anak memahami kemudian berkata "Ya", sebagai langkah awal untuk melakukan apa yang disuruh si Ibu.

Ada yang salah? Saya pikir juga tidak sampai beberapa hari setelahnya.
Wanna More.?

Selasa, 03 Desember 2013

...Menguping

http://m.eet.com/media/1161222/hearing_difficulties.jpg

"Hidup kutipan hidup kupingan... Sudahlah."

Sejak kapan? Entah. Tapi memang sejak saya punya kebiasaan dudu (bukan nongkrong) di warung kopi, tiba-tiba kebiasaan '...menguping' saya muncul. Jelas ini bukan disengaja. Saya duduk sendirian sembari menghirup aroma kopi dan orang di depan atau di samping saya ngobrol ngalur ngidul, bagaimana saya bisa menutup telinga saya? Eh, jujur saya sudah mencoba untuk tidak '...menguping' dengan mendengarkan lagu lewat earphone, tapi ya toh tetap saja.

Hidup kita itu '...menguping' ya? Kita lalu lalang di muka bumi ini setiap waktu dan berlintasan dengan banyak orang di setiap waktu itu juga. Kita melihat, dan kita mendengar apa yang orang lain lihat dan orang lain bicarakan. Tidak meniatkan, tapi toh akhirnya 'ter'lihat atau 'ter'dengar. Dan hidup kita berjalan tanpa privasi penuh, yang mungkin melatarbelakangi era dunia digital tanpa privasi saat ini.

Ya, saya '...menguping'. '...menguping' apa?
Wanna More.?