rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Kamis, 30 Agustus 2012

#NegeriOrangPart21: A Trip to Busan1 "Let's Goo!"

Sebenarnya saya bertanya juga sih, sejak kapan saya jadi rajin memosting pengalaman jalan-jalan saya. Saya hobi berjalan-jalan --plesir yah maksudnya-- pun belum lama, baru pada saat saya memasuki kuliah dan menemui anak-anak yang super...


Bicara tentang kuliah, tiba-tiba saya sedih. Nanti pada saat saya pulang ke Indonesia, saya sudah punya dua angkatan adik kelas di bawah saya. ㅠ.ㅠ ㅠ.ㅠ ㅠ.ㅠ
Apa yang harus saya lakukan?~~~
Oke, lupakan.

Saya punya beberapa fase tipe tulisan ketika menulis di blog--apaan sih. Pertama, ketika saya masih SMA dan masih alay kimcil, tulisan saya benar-benar sulit dibaca. Perpaduan lembut dari tulisan besar dan tulisan kecil, konsonan dan konsonan, dan sebagainya yang membuat saya berpikir, pernahkah saya membuat tulisan seperti itu? Bahkan dulu saya pernah membuat blog khusus untuk tulisan2 alah--waktu itu dianggap belum alay--sampai akhirnya saya putuskan untuk digabung saja. Let's check malusebenarnyapostingulangpostinganini

Wanna More.?

Empat Paperku Tercinta~~ #ThePowerofKepepet

Saya tidak tahu apakah saya bersyukur memiliki kemampuan ini atau haruskah saya instropeksi diri? Guru-guru saya sedari SD hingga SMA selalu berkata persiapan adalah penting. Belajar sistem SKS--Sistem Kebut Semalam--itu tidak baik. Mengerjakan tugas itu jangan ditunda-tunda, dsb. Tapi--dengan memohon maaf sebesar-besarnya kepada mereka--sampai saat ini saya tahu bahwa saya adalah orang suka menunda-nunda pekerjaan.


Source: http://www.alemany.org/ourpages/auto/2010/3/8/47908650/study.jpg
Contoh nyatanya terjadi beberapa hari lalu. Saya diwajibkan membuat lima paper bertemakan Kebudayaan Korea agar nilai saya di UGM bisa keluar. Well, memang dikumpul tepat pada waktunya. Tapi itu dengan kerja rodi mengerjakan empat paper dalam waktu sehari!
Wanna More.?

#NegeriOrangPart20: Ied Pertama Namun...

Selama ini, saya terus meyakinkan diri saya bahwa perjuangan bangsa Indonesia untuk maju sedang dimulai dan pasti akan membuahkan hasil. Terus meyakinkan diri saya bahwa saya bangga menjadi orang Indonesia. Tapi tiba-tiba saya goyah sampai hari ini.
Permasalahan kecil sebenarnya --> Sampah. Tapi meskipun kecil, saya merasa bahwa bukan tak mungkin dikarenakan hal itu kita masih belum puas dengan apa yang dicapai oleh bangsa kita sampai saat ini.

Apalagi karena kejadian ini terjadi setelah Shalat Ied, saya serasa tak bisa memaafkan hal ini. Selepas shalat Ied, sejauh mata memandang hanyalah sampah yang berserakan di mana-mana. Tas bingkisan, botol air mineral, brosur, bahkan roti yang sama sekali belun tergigit.
source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIJ_VXLuyCJDsxhS6yAZW1MjTwWyksT6-nm4T9KGEn0m7CQqB7IFnEommdIHTt-AqP0Qa1CWexLkmM7Qnzfe_qwj-x_-JrmLKTEFsBWJV7jrmwJtMKPR-M8dNmamJTp3kn-lCpBquW87V1/s1600/sampah.gif


Wanna More.?

Sabtu, 18 Agustus 2012

#NegeriOrangPart19: Demilitarian Zone of Korea5 "Catatan Akhir Sebuah Perjalanan"

Pada akhirnya saya bisa merasakan kenapa masa-masa wajib militer (wamil) bagi seorang lelaki Korea itu merupakan masa yang menegangkan. Mereka menangis saat berangkat, dan menangis lagi saat pulang...


Credit:  http://www.worldatlas.com/webimage/countrys/asia/koreanpn.gif 
Pertama kali yang saya rasakan pada saat saya tiba di DMZ, adalah ketegangan. Bukan cuma dikarenakan melihat para tentara yang memegang senapan, tapi karena ada perbatasan di sana. Perbatasan yang suatu saat bisa terus ada, atau--lebih baiknya--menghilang seperti Tembok Berlin.

Wanna More.?

#NegeriOrangPart18: Demilitarian Zone of Korea4 (Imjingak)

Meskipun sedih dan pahit, kita tetap menyimpan doa bukan?


Bagaimanapun, perang selalu menyisakan kepedihan, bagi yang merasakan maupun yang mendengarkan kisahnya. Tak ada perang tanpa korban, tak ada perang tanpa pengorbanan, dan tak ada perang tanpa sakit. Tapi memang lebih baik perang menimbulkan sakit, karena pada akhirnya manusia tahu bahwa terus berperang itu bukan solusi.

Imjingak Resort
Wanna More.?

#NegeriOrangPart17: Demilitarian Zone of Korea3 (Dorasan Station)

Pasti nanti, nanti kita akan bertemu lagi. --Stasiun



Tiba-tiba saya teringat tulisan saya akan puisi-puisi yang bertebaran di stasiun kereta bawah tanah Korea (#NegeriOrangPart5: Puisi di Subway?...). Entah kenapa, stasiun merupakan tempat yang romantis bagi saya. Ada pertemuan, ada perpisahan. Karena itu, saya begitu terkesan akan puisi-puisi yang dipajang di stasiun subway. Di samping sebagai "penyejuk hati" di tengah suasana kota yang sibuk dan tak henti, adanya suasana hening dan bahagia menambah kekhidmatan puisi itu sendiri.

Dorasan Station. Mengingatkan saya pada kata Dorawa (돌아와), kembali...
Tempat ketiga yang saya kunjungi adalah Dorasan Station. Dari luar, stasiun ini tak jauh berbeda dengan stasiun subway seperti umumnya. Tapi ketika mencoba mengetahui kenapa stasiun ini dibangun, harapan baru terus menyeruak...
Wanna More.?

#NegeriOrangPart16: Demilitarian Zone of Korea2 "When You Can See North Korea..."

Kadang saya berpikir, adakah ambisi penaklukan itu mesti ada?

Oke, saya lupa nama tempat kedua yang saya kunjungi pada saat DMZ Tour. Tapi tempat kedua ini adalah tempat yang saya suka, karena--walaupun melalui teropong--saya bisa melihat Korea Utara.


Perbatasan yang diam. Dibatasi oleh sungai dan hutan, perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan seakan menggambarkan dinginnya relasi di antara mereka. Jikalau saya terbiasa dengan bisingnya Seoul sehari-hari, maka saya melihat sepinya Korea Utara. Tentu saja yang saya lihat bukanlah pusat kota--Pyeongyang--namun tetap saja sepi saya rasa.

Di sinilah kita bisa melihat Korea Utara melalui teropong.
Sayang tidak diperbolehkan mengambil foto lebih dekat

Wanna More.?

#NegeriOrangPart15: Demilitarian Zone of Korea1 (The 3rd Tunnel)


Ada yang harus dibayar ternyata untuk sebuah ideologi dan 'persatuan'

Akhirnya saya berkesempatan membuat postingan tentang DMZ. Rasa tulisannya tentu saja berbeda dengan saat ketika saya baru saja pulang dari sana. Well, bagaimanapun juga, saya tahu bahwa saya harus memposting ini.

DMZ aka Demilitarian Zone, adalah tempat yang pertama kali teringat di otak saya ketika saya sampai di Korea. Saya sangat ingin mengunjungi Panmunjeom, perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Karena itu, ketika mendapatkan tawaran DMZ Tour gratis dari National Health Insurance Corporation (NHIC, 국민건강보험공단) Korea Selatan, langsung saja saya iyakan. Selain gratis (#kode mahasiswa), saya berharap bisa mendapatkan ilmu baru dari tur ini. 

Sekedar info, pergi ke DMZ bukanlah hal yang mudah. Kita harus mendaftar tur khusus DMZ yang biasanya diadakan oleh beberapa agensi travel. Biayanya juga lumayan waw, apalagi untuk ukuran mahasiswa. Harus ada minimal 30 orang jika ingin masuk ke DMZ.


Setelah diawali dengan info tentang asuransi kesehatan di Korea, siang pukul 12.30 kami langsung berangkat ke DMZ yang terletak di Paju, Provinsi Gyeonggi. Ada sekitar 3 tempat yang akan kami kunjungi, yaitu Imjingak (임진각), Dorasan Station (도라산역), dan The 3rd Tunnel (제 3땅굴). Sayang Panmunjeom tidak ada di sini.
Tugu (?) DMZ di depan jalan masuk Terowongan Ketiga
Wanna More.?

Jumat, 17 Agustus 2012

#NegeriOrangPart14: Malam Terakhir dan Elegi Ramadhan

Mungkin sama seperti orang-orang lainnya, pada akhirnya kita merasai Ramadhan akan pergi. Sudah malam terakhir, dan besok sudah malam ied. Dan saya yakin-seperti yang lainnya-pasti kita memiliki perasaan sendiri-sendiri terkait malam terakhir ini.

Jika bertanya pada saya, tentu saja saya sedih. Ramadhan yang sepertinya baru kemarin pada akhirnya harus berlalu begitu saja. Sudah beberapa kali Ramadhan melewati saya begitu saja. Dan ini, Ramadhan yang pertama kali saya lalui di negeri orang, pada akhirnya pergi juga.

Saya memilih untuk berbuka di Masjid Itaewon di malam terakhir ini. Bukan apa-apa, sebagai muslim yang sudah bermukim selama hampir enam di Seoul, saya belum pernah sekalipun berkunjung ke.masjid Itaewon. Karena itu, meskipun berangkat sendiri-teman sedang ada urusan :(- saya pun memutuskan untuk harus pergi ke Itaewon.

Alasannya bukan hanya untuk merasakan atmosfer Ramadhan, karena saya sudah sering berbuka bersama teman-teman Indonesia sehingga tetap bisa merasakan atmosfer Ramadhan. Tapi entah kenapa, saya hanya merasa bersalah melewatkan Ramadhan tanpa sama sekali ke masjid terbesar di Seoul ini.

Masjid Itaewon, Seoul

Wanna More.?

Minggu, 05 Agustus 2012

#NegeriOrangPart13: Summer Night Performance in Unhyon Palace

Last week, I got a chance to see Korean Traditional Performance, Samulnori and Pansori. Actually I often  see Samulnori performance in Indonesia, because my Korean Major in Universitas Gadjah Mada has Samulnori club. But it was my first time in Korea to see this performance.

I went with my two Korean friends, Dohee and Inhye Onni, and my two Indonesian friends, Melizza and Bella. Usually the palace just open until 4 or 5 pm, but because there would be a performance, it opens until 9 pm. So, knowing this, we were planning to go to this palace.

Unhyeon's main gate
You can see the lanterns turning on?

Wanna More.?

Kamis, 02 Agustus 2012

#NegeriOrangPart12: Enjoying The World in 120 Minutes?

I always have a dream to go around this world. All part of this world. When I read some books that they tell about famous building in this world, I just can guess. Especially when I read Dan Brown novels, that told about famous museum, church, parks, etc I just can guess what they look like. You know that novel doesn't have a picture right? 

Although just a miniature, at least I can see the real shape of these building, which Dan Brown wrote in his novels...

Aiins World, a place that you can see many famous building in this world...

Aiins World Main Gate...

Wanna More.?