rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Kamis, 20 Desember 2012

#NegeriOrangPart27: Oke, Ini Air Mata

Kehidupan kita bagai musafir yang lalu lalang memang. Tapi, bukannya musafir tidak menangis ketika dia meninggalkan tempat yang disinggahinya bukan?

Oke, ini memang air mata. Saya tahu sebenarnya bahwa saya paling tidak akan sedikit menelan ludah saat menyampaikan pesan dan kesan saya dalam Upacara Kelulusan Kelas Bahasa Korea IIE (Institute of International Studies) Universitas Kyunghee. Tidak perlu menangislah, pikir saya.

Tapi, memang pada dasarnya saya adalah orang yang mudah menangis. Walaupun air mata itu tidak akan lama mengalirnya.


Saya sendiri tidak tahu kenapa sengaja mengambil tema 'menyedihkan' untuk upacara kelulusan ini. Sebenarnya cukup dengan menjabarkan apa yang saya dapat, apa yang saya pelajari, dan apa yang akan saya lakukan ke depannya. Tapi setiap tahun selalu sama seperti itu. Bosan? Ya, saya terkadang memang tidak suka dengan pengulangan yang sama. Jika kita bisa berbeda, kenapa tidak?


Maka saya sengaja menyelipkan dua puisi dalam presentasi saya. Diawali dengan puisi dan diakhiri dengan puisi. Dosen saya juga mengatakan bahwa mahasiswa Vietnam--yang akan membacakan pesan dan kesannya juga--adalah orang yang pandai bicara, kalau bisa presentasi saya bisa sama menariknya. Saya akui memang akhir-akhir ini kemampuan berbicara Bahasa Korea saya tidak terlalu bagus. Mental shock mungkin? Sesuatu yang seharusnya saya buang jauh-jauh, tapi terkadang saya merasa memang benar. Di depan, kadang saya terbata-bata, masih punya demam panggung. Bagaimanapun juga, yang saya tahu hanyalah saya harus berusaha lebih keras lagi untuk meningkatkan kemampuan berbicara saya.

Sebelum dosen saya mengatakan itu, saya memang sudah berencana untuk membacakan puisi. Saya ingin sesuatu yang berbeda memang, bukan sekedar menyampaikan pesan dan kesan saya lewat kalimat-kalimat kaku dan seperti pidato biasa. Di samping itu, saya juga menyadari bahwa saya tak punya selera humor ketika berbicara di hadapan orang banyak. Maka saya pikir, puisi bisa menjadi jalan saya untuk menyampaikan kepada mereka semua. Berbeda, walau tidak selalu menarik. Tidak banyak kan orang yang mau respek dan mendengarkan puisi?

Tapi membuat puisi dalam bahasa lain--apalagi yang kita belum lancar--ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sulit. Apalagi saya tidak tahu karakter puisi Korea walaupun sedikit-sedikit membacanya. Saya bisa menganggap kata-kata ini puitis, tapi ternyata tidak bagi mereka. Well, tapi saya puas dengan hasilnya. Sembari mencomot sedikit kata-kata romantis dari beberapa puisi, dan menaruh pula perasaan saya di situ.

따뜻한 감사
매일 아침 교실 문 앞에서 밝은 웃음으로 환영하시는 선생님께

몸이 아픈데도 불구하고
괜찮아, 괜찮다고 웃음으로
문제가 있는데도 불구하고
공부하자, 공부하라고 웃으면서
웃을 수 없을 때도
햇빛보다 더 밝게 웃는 선생님께
별을 노래하는 마음으로 따뜻한 감사

나그네처럼, 난
좀 더 시간이 길면 이별은 나한테 상처를 주지 않을까?
지금 말고 내일 내일 말고 모레
모레 말고 다음 주 어떨까?
좀 더 오래 있으면 더 좋은 추억을 만들 수 있을까?
꽃이 피는 봄이건 낙엽이 떨어지는 가을이건
네한테 좋은 추억이 될까?
가는 나그네처럼,
갈 수 밖에 없다
그 때, 함께 웃고 울고 있는 모습이
함께 새겼던 미래의 꿈은
겨울 차가운 바람에서 서로 재회를 다짐하고 있다
다음에, 다음에...
나그네가 또 다른 한적한 곳을 찾을 때
되돌아보다가 되돌아보는 순간에

시간이 되어도 흐르는 눈물이 기쁜 눈물밖에 없으니까



Dan akhirnya saya sukses menangis di sini. Banyak, banyak alasan jika kau ingin bertanya kenapa. Bukan, bukan tangis sedih sebetulnya, tapi tangis bahagia karena saya bisa bertemu dengan mereka.

Tabik.

서울, 12년12월20일
수료식 후

0 komentar: