rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Jumat, 04 Desember 2015

Teruntuk Kedua Lelakiku


Hai kedua lelakiku, Fathi dan Said.
Bagaimana kabar kalian?
Kalian dan kita terpisah jauh, namun hati kita merapat kan?

Jangan tanyakan kenapa aku menulis hal remeh temeh ini.
Hanya karena ingin, itu saja.
Kalian adalah kedua lelaki yang datang dalam hidupku, setelah lelaki pertama memelukku erat semenjak tangisan pertamaku

Kepada kedua lelakiku,
Aku ingin berbicara tentang sang lelaki pertama
Ia jelas kalian kenal dekat, semoga.

Entah sejak kapan aku terus merenung
"Bagaimana caranya dirimu bisa berubah dari seorang lelaki menjadi seorang Ayah?"
Ayahku, dan juga ayah kalian adalah seperti kalian
Seorang lelaki
Ia mendominasi dunia, ia adalah pribadi yang utuh yang mau-maunya saja direcoki perempuan
Ia yang biasanya makan sendiri mengurus urusan orang lain, harus mengurus urusan remeh temeh yaitu urusan kita, anak-anaknya
Ia harus belajar menggendong
Ia harus belajar memomong anak manakala ibunya sedang sibuk
Ia yang harus belajar mengantar anaknya sekolah setiap pagi
Ia yang harus belajar memikirkan masa depan anaknya
Ia yang harus belajar mengurusi urusan anaknya
Bukan urusannya
Padahal tugasnya hanya satu, menafkahi istri dan anak-anaknya

Darimana ia mau belajar untuk mengurusi urusan remeh temeh itu?
Bagaimana ia bisa berubah menjadi seorang Ayah dari yang tadinya seorang lelaki?

Hai, kedua lelakiku. Pernahkah kalian berpikir tentang itu?

Ketika seorang perempuan berubah menjadi seorang Ibu, tiada yang menafikan prosesnya
Ibu mengandung. Ibu melahirkan. Ibu menyusui
Ada kontak fisik. Ada kontak batin. 
Sehingga Ibu layak mencerca ketika anaknya durhaka padanya.
"Demi apa kau menafikan rasa sakit Ibu saat melahirkanmu dulu?"

Tapi tidak dengan Ayah.
Ia ditakdirkan untuk tidak punya rasa sakit fisik dengan kita, anak-anaknya.
Dan bagaimana ia mendapatkan perasaan itu? 
Perasaan untuk merasa bahwa anak-anak di rumahnya adalah anak-anaknya?
Dan ia seakan tidak berhak mencerca saat anaknya durhaka padanya
Karena anaknya akan berkata "Di mana kau saat kami membutuhkanmu?"
Padahal ia yang mencarikan sesuap nasi untuk anaknya

Hai kedua lelakiku.
Kalian nanti juga akan bertransformasi.
Dari seorang lelaki menjadi seorang Ayah.
Ayah kalian mungkin tidak tahu bagaimana proses perubahan dirinya
Kalian juga mungkin tidak akan diberi suruhan untuk belajar.
Itu ada
Tanpa kontak fisik
Tanpa sakit fisik

Maka,
Berubahnya seorang lelaki menjadi seorang Ayah adalah proses yang luar biasa.

Hai kedua lelakiku.
Ia, akhirnya mendapati kalian berdua sebagai anaknya, anak lelakinya.

Entah kenapa, bagiku hubungan antar anak lelaki dengan ayahnya adalah hubungan yang lebih romantis
Bahkan dari hubungan anak perempuan atau laki-laki dengan ibunya, yang sudah sering diumbar.
Hubungan kalian romantis, yang membuat aku-sebagai perempuan-iri.

Kalian romantis dalam diam
Kalian romantis dalam usaha memahami ekspresi cinta ayah kalian
Yang mungkin sangat susah dia ungkapkan

Kalian romantis dalam waktu
Dalam waktu panjang kalian terus berusaha menyatakan cinta
Sadarnya diri kalian bahwa kalian mencintai ayah bukan terjadi dalam waktu 10 20 tahun
Tapi bisa jadi hingga kalian berumur 50 tahun kalian baru tahu betapa kalian mencintai ayah kalian

Hubungan yang terlalu panjang
Yang entah aku bisa menjalaninya atau tidak

Hai kedua lelakiku
Anak perempuan selamanya adalah seorang anak kecil di hadapan ayahnya
Tapi tidak dengan anak laki-laki
Kalian tidak bisa selamanya menjadi menjadi seorang putra
Pada akhirnya kalian menjadi lelaki dewasa di hadapan ayah kalian
Dan cinta di antara kalian berubah menjadi cinta yang matang

Hai kedua lelakiku
Ayah ibu kita tidak hanya mewarisi kita cinta
Mereka juga berusaha mewariskan iman pada kita
Meski katanya iman tak bisa diwariskan
Mereka hanya bisa sedih jika anaknya berkelit
Menjauh dari tugas mereka sebagai manusia

Mungkin mereka tidak menanyakan tadi kita makan apa
Mungkin mereka tidak menanyakan tadi kita pergi dengan siapa
Mungkin mereka tidak menanyakan siapa orang yang kita suka
Kalian selalu ingat apa yang mereka tanyakan kan?
Mereka hanya ingin itu dari kita

Hai kedua lelakiku.
Buatlah hubungan kalian dengan lelaki pertamaku menjadi romantis
Dengan cara apapun
Sehingga aku  pun turut merasakannya
Biar aku juga belajar
Bagaimana nanti agar lelaki keempatku juga romantis terhadap anak lelakinya

Yogyakarta, 4 Desember 2015
Oleh kakakmu yang datang dari masa lalu