Jalanlah melewati stasiun-stasiun subway di Korea, terutama di Seoul, maka Anda akan melihat puisi-puisi ‘bertebaran’ di depan mata.
Saya merasakan begitu mudahnya menikmati puisi di sini, di Korea. Tanpa perlu susah-susah membuka buku, ketika menunggu kereta tiba pun, saya bisa menikmati puisi yang tertulis di pintu subway. Meskipun saya tidak sepenuhnya mengerti, tapi bagi saya membacanya saja sudah merupakan suatu kenikmatan tersendiri.
Saya berpikir, kenapa? Kenapa pemerintah mau repot-repot menuliskan puisi di stasiun bawah tanah? Tempat di mana orang-orang jarang yang memperhatikan, karena sempitnya waktu mereka dan kesibukan mereka dengan gadget lain?
Meski sepintas cepat, ternyata menggunakan subway juga memakan waktu yang cukup lama. Naik turun tangga, menunggu kereta yang datang, belum lagi kalau kita tergoda membeli makanan ringan di subway dan ketinggalan kereta, maka kita harus menunggu kereta selanjutnya. Dan di saat kita menunggu kereta inilah, kita bisa menikmati puisi-puisi yang bertebaran.
Mungkin karena alasan inilah—mengatasi kebosanan akibat menunggu—maka pemerintah memasang puisi di dinding subway ataupun pintu subway. Walaupun pada kenyataannya, saya melihat mereka lebih sibuk berdiam diri, memainkangadget, atau mengobrol. Tapi menurut saya, ini adalah cara cerdik pemerintah Korea untuk menghormati para penyair mereka. Sama seperti lagu-lagu yang diputar bebas di jalanan, sepintas tidak kita perhatikan tapi ternyata masuk ke otak kita. Puisi-puisi ini juga, terabaikan namun pelan-pelan mereka merasuk ke dalam pikiran orang-orang yang membacanya.
Tidak semua tema puisi dipasang di subway. Kebanyakan dari tema puisi yang dipasang adalah tentang pertemuan, perpisahan, kerinduan, jatuh cinta, dsb. Mungkin ini karena faktor tempat di mana puisi ini terpasang, yaitu subway. Di subwaylah ada pertemuan dan perpisahan yang disengaja maupun tidak. Dan dari pertemuan itulah, terkadang ada rasa persahabatan dan cinta yang lahir, ada rasa rindu yang lahir kareng kenangan yang tiba-tiba menyeruak. Dengan puisi ini, mungkin pemerintah ingin menciptakan suasana bersahabat dan kekeluargaan di lingkungan subway yang selama ini hanya penuh dengan kesesakan dan keburu-buruan.
Mungkin, mungkin karena itu.
Berharap nanti puisi-puisi Indonesia tertera di tempat-tempat umum, sehingga puisi bisa dinikmati sembari menikmati kehidupan ini...
#tulisan ini berdasarkan dugaan, belum ditanyakan ke orang Korea langsung. Semoga bisa menulis kelanjutannya setelah bertanya kepada orang Korea langsung...
Tabik.
2012년05월18일 (금) 오후 11:38
기숙사에서
0 komentar:
Posting Komentar